SBY PRESIDENCY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan istri, anak, dan keluarganya tak akan maju dalam pemilihan presiden atau calon presiden 2014. Dia menegaskan dirinya bukan calon presiden lagi pada 2014. "Saya juga tidak persiapkan siapa-siapa untuk capres. Biarlah rakyat dan demokrasi yang berbicara di 2014," kata Presiden dalam sambutan kuliah umum "Indonesia Young Leaders" di Hotel Ritz-Carlton, Kamis, 9 Juni 2011.
SBY mengungkapkan setiap orang punya hak dan peluang untuk maju dalam pemilihan RI 1. Pada 2014, masa jabatannya sebagai presiden habis, dan dia tak bisa maju lagi. "Pada 2014, saya sudah jatuh tempo," kata SBY.
Pernyataan itu merupakan momen perkenalan SBY dalam kuliah umum. Sebelumnya, dalam sambutan, panita memperkenalkan diri, dan SBY juga menyempatkan memperkenalkan diri kepada hadirin yang ada di ballroom. "Sebagaimana tadi ketua penyelenggara memperkenalkan diri, barangkali saya perkenalkan SBY, jabatan presiden kelima dan keenam hasil pemilu tahun 2004, 2009, dan saya bukan capres 2014," kata SBY.
Menurut SBY, perkenalan dan penjelasan yang disampaikan itu penting agar tidak ada kecurigaan pihak lain terhadap acara ini. Dia mengaku menerima dengan baik permintaan HIPMI untuk memberikan ceramah. "Kalau saya tidak jelaskan utamanya bukan capres 2014, saya khawatirkan ada pihak yang kegemaran curiga. Bisa-bisa Anda dituduh jadi tim sukses saya," kata SBY.
Menurut SBY, dia tak lagi butuh tim sukses karena tak bisa maju lagi sebagai kandidat presiden. Hukum mengatur, presiden di Indonesia hanya boleh menjabat dua periode kepemimpinan. Anehnya, SBY meyakini acara terbuka ini bakal menjadi gorengan dan pelintiran berbagai kalangan. "Allah mengetahui, rakyat punya hati, acara hari ini sah dan halal," kata SBY dengan mimik muka seperti biasanya, serius dan bergaya wibawa.
SBY berharap para pemimpin muda bisa menjalankan tugas dengan baik. "Doa saya dikabulkan, saudara semakin sukses karier dan profesi, jadi pemimpin tangguh," kata SBY.
Source: http://www.tempointeraktif.com
ENGLISH VERSION:
BERITA LAINNYA:http://sbypresidency.blogspot.com/
Iklan Kerja Online
CHOICES YOUR DREAMS, WANTS AND NEEDS
www.video2be.com

SBY: Istri dan Anak Saya Tak Maju Pilpres 2014
First Lady Ani for President? It’s Possible, Analysts Say
SBY PRESIDENCY
Talk of the first lady contesting the next presidential election with a running mate from a rival party is a conscious effort to gauge the public’s reaction, political analysts said.
“The idea is to test public perception of President Yudhoyono’s wife, Ani Yudhoyono, running in the 2014 presidential election,” Burhanuddin Muhtadi, a political analyst from the Indonesian Survey Institute (LSI), said on Wednesday.
Ruhut Sitompul, a spokesman for President Susilo Bambang Yudhoyono’s Democratic Party, had suggested on Monday that it would be good for Ani to contest the 2014 poll with Aburizal Bakrie, the Golkar Party’s chairman, or Puan Maharani, daughter of Megawati Sukarnoputri and a senior figure in the former president’s Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P), as her running mate.
The State Palace has tried to tone down the rumor mills, saying any talk of Ani succeeding her husband as president was simply “discourse, an aspiration or privately conveyed opinion.”
“It certainly didn’t come from Ani or anyone else in the president’s family,” Julian Aldrin Pasha, a presidential spokesman, said on Tuesday.
Ruhut suggested that running with a vice presidential candidate from the opposition PDI-P would be just as beneficial for Ani as sharing a ticket with a candidate from Golkar, which is a major member of the Democratic Party’s ruling coalition.
According to Burhanuddin, the Ani-Puan scenario would be less likely because the PDI-P had repeatedly stated its intention to remain in opposition.
“Plus, no one would vote for a female president and vice president combination. The parties wouldn’t risk such unattractive ticket,” he said.
Some television surveys have also floated the idea of a ticket with Hatta Rajasa, from the National Mandate Party (PAN), although that has so far only registered single-digit interest from the public.
Yunarto Wijaya, an analyst from Charta Politika, said the Democrats were trying to “test the water” for Ani’s potential as a presidential candidate.
With the president prevented by the Constitution from seeking a third term, the Democrats may face a serious hole with no one to step into his shoes in time for the next election.
Source: http://www.thejakartaglobe.com
ENGLISH VERSION:
BERITA LAINNYA:http://sbypresidency.blogspot.com/
Iklan Kerja Online
CHOICES YOUR DREAMS, WANTS AND NEEDS
www.video2be.com
SBY Bantah Dana Century Terkait dengan Kampanye Pilpres 2009
SBY PRESIDENCY

"Saya dengar rumor bahwa kasus Bank Century ini ada kaitan dengan dana pemilu. Saya katakan itu tercela, kalau presiden minta dan berharap dana dari sumber tak semestinya. Itu menjadi cacat buat saya," kata SBY saat bertemu para pimpinan media massa di Istana Negara, Jakarta, Minggu (22/11/2009) malam.
Karena itu, agar kasus Bank Century jelas, SBY meminta agar kasus itu dibedah sejelas-jelasnya. Dia juga minta aliran dana Bank Century dibuka seluas-luasnya.
"Silakan PPATK dan bank untuk buka semua. Saya tidak ingin ada hambatan psikologis dengan rakyat. Silakan dicari siapa yang tidak proper dalam menjalankan tugas," jelas dia.
Persilakan Hak Angket
Presiden meminta semua pihak menunggu laporan investigatif BPK yang akan diserahkan kepada pimpinan DPR hari Senin (23/11/2009). "Kebenaran dan keadilan harus ditegakkan seterang-terangnya," tegas SBY.
Presiden tak mempermasalahkan bila untuk menjadikan terang kasus Century, DPR menggunakan hak angket. "Kalau DPR gunakan hak angket, agar masalah ini menjadi terang, silakan saja," kata SBY.
Kasus ini, kata SBY, akan menjadi pembelajaran yang sangat penting. Tapi yang jelas, SBY membantah semua rumor dan gosip kasus Bank Century melibatkan dirinya. "Tidak ada yang dirumorkan dan digosipkan selama ini.
Satu kata, satu perbuatan: mari kita sama-sama menjalankan tugas masing-masing," tegas SBY.(detikNews)

Presiden Terpilih Bahas Penajaman Fungsi Departemen
SBY PRESIDENCY
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono saat ini masih membahas penajaman fungsi departemen sehingga dalam pemerintahan nanti tidak ada tumpang tindih fungsi dan tugas.Ketua bidang SDM Partai Demokrat Andi Mallarangeng di sela-sela buka puasa bersama yang diselenggarakan Yudhoyono dan komponen Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu sore mengatakan pembahasan kabinet mendatang akan mendahulukan penyusunan rencana kerja lima tahun, program aksi 100 hari dan kemudian struktur kabinet.
"Ini sedang dibahas bagaimana melakukan penajaman dalam kabinet termasuk konteks kementerian itu, penajaman itu adalah fungsi-fungsi apa paling tepat dijalankan oleh kementerian mana, fungsi pemerintahan apa, apa perlu perubahan atau tidak, fungsi ini di kementerian apa, bentuknya seperti apa," kata Andi.
Meski demikian Andi mengatakan belum dapat menjelaskan bagaimana struktur kabinet mendatang karena memang masih dalam pembahasan.
Demikian pula ketika disinggung figur-figur yang akan masuk ke dalam kabinet mendatang, Andi yang juga juru bicara kepresidenan mengatakan hal itu akan dibicarakan setelah penyusunan struktur kabinet usai.
"Sekali lagi kita baru bicara soal pemerintahan, setahap demi setahap, sekarang ini urusannya program kerja lima tahun, rencana aksi 100 hari, struktur kabinet, baru yang lain belakangan," katanya.
Andi juga belum mengetahui adanya komunikasi politik antara Demokrat dengan Partai Gerindra terkait posisi di kabinet.
Buka puasa bersama yang berlangsung di kediaman pribadi Yudhoyono itu dihadiri seluruh pimpinan Partai Demokrat antara lain Ketua Umum Hadi Utomo, Jero Wacik, Hayono Isman, Anas Urbaningrum dan lainnya.
Ibu Negara Ani Yudhoyono yang sore itu mengenakan batik warna biru juga mendampingi Presiden. Hadir pula anggota sayap organisasi Partai Demokrat dan tim kampanye.(ANTARA News)

Tidak Ditemukan Pelanggaran Dana Kampanye SBY-Boediono
SBY PRESIDENCY
Hasil audit dana kampanye Pemilihan Presiden 2009 pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono menunjukkan tidak ditemukan adanya pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan."Seluruh transaksi penerimaan tidak ditemukan perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki pihak asing," kata anggota KPU Abdul Aziz, di Jakarta, Kamis malam, saat mengumumkan hasil audit dana kampanye pasangan capres dan cawapres 2009.
Selain itu, kata Aziz, tidak ditemukan adanya sumbangan dalam dana kampanye SBY-Boediono yang melanggar batas maksimum penerimaan sumbangan secara akumulatif.
Jumlah penerimaan dana kampanye pasangan SBY-Boediono tercatat sebesar Rp232,77 miliar, pengeluaran sebesar Rp232,58 miliar, dan saldo akhir berjumlah Rp191,61 juta.
Hasil audit dana kampanye pasangan SBY-Boediono itu untuk menjawab dugaan adanya dana asing yang masuk dalam sumbangan ke tim SBY-Boediono terutama yang berasal dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
Sebelumnya, ICW melaporkan kepada Bawaslu tentang pemberian dana sebesar Rp3 miliar dari BTPN kepada tim SBY-Boediono. BTPN sendiri tercatat sahamnya 71,61 persen dimiliki Texas Pasific Grup (TPG) Nusantara dan sisanya 28,39 persen dimiliki oleh Negara Republik Indonesia c.q Menkeu.
Sementara itu, hasil audit dana kampanye pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto disimpulkan bahwa seluruh transaksi penerimaan dana kampanye yang tercantum dalam laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye (LPDDK) bukan merupakan sumbangan yang dilarang menurut perundang-undangan, ketentuan hukum, dan peraturan yang berlaku.
"Seluruh transaksi pengggunaan dana kampanye yang tercantum dalam LPPDK bukan digunakan untuk kegiatan yang tidak diperbolehkan menurut undang-undang dan peraturan yang berlaku," kata Abdul Aziz disaksikan Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary dan Sekjen KPU Suripto Bambang Setyadi saat memberikan keterangan pada wartawan.
Jumlah penerimaan dana kampanye pasangan Mega-Prabowo tercatat Rp260,24 miliar, pengeluaran sebesar Rp260,14 miliar, dan saldo akhir tercatat sebesar Rp100,99 juta.
Menurut Aziz, tidak ada pelanggaran batas maksimum penerimaan sumbangan secara akumulatif dalam dana kampanye pasangan nomor urut satu tersebut.
Sedangkan hasil audit dana kampanye pasangan Jusuf Kalla-Wiranto juga menunjukkan tidak ada pelanggaran batas maksimum penerimaan sumbangan secara akumulatif, namun auditor menemukan empat transaksi yang tidak dilengkapi bukti transaksi.
Jumlah penerimaan dana kampanye pasangan nomor urut tiga ini tercatat sebesar Rp83,33 miliar, dengan jumlah pengeluaran Rp83,31 miliar, dan saldo akhir Rp20,72 juta(ANTARA News)

Prabowo Congratulates SBY - Boediono
SBY PRESIDENCY.
Defeated vice presidential candidate Prabowo Subianto finally congratulated Susilo Bambang Yudhoyono and Boediono, who were officially named Tuesday as president and vice president elect by the General Elections Commission (KPU)."I and all the families of the Great Indonesia Movement (Gerindra) Party say congratulations to Susilo Bambang Yudhoyono and Boediono," he told a press conference
Prabowo said he would send an official letter of congratulations to Yudhoyono and Boediono later today as part of efforts to foster a good political environment, Kompas.com reported.
He also said his party would continue to fight for the “people’s economy” as he promised during the election campaign. Prabowo has said the July 8 presidential election was far from democratic.
He and Megawati, as well as Jusuf Kalla and Wiranto, filed lawsuits with Constitutional Court against the KPU, claiming that the commission rigged the election. The Constitutional Court ruled against the unsuccessful candidates.
(english.kompas.com)

Susilo Bambang Yudhoyono( Visi & Misi)
Lahir : Pacitan, 9 September 1949
Kekayaan : Rp 7,1 Miliar dan US$ 44 ribu ( sumber KPK)
Partai : Demokrat
Sikap terhadap isu:
Investasi Asing
Investasi sangat penting. Aturan Perpajakan harus direvisi untuk memudahkan investasi.
Korupsi
Pemberantasan korupsi harga mati. Dilakukan secara serius agar tidak terjadi lagiEkonomi
Strategi saya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi disertai pemerataan
Kemiskinan
Dulu wajib hukumnya melawan penjajah, sekarang wajib hukumnya melawan kemiskinan.

Presiden SBY:Sudah Saatnya Menghapus Jarak Antara Kita
SBY PRESIDENCY. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap usai pemilihan umum legislatif dan presiden 2009 ini, tali silahturrahmi dengan sesama anak bangsa haru dilanjutkan.
"Sudah saatnya kita menghapus jarak usai melakukan kompetisi," kata Presiden SBY dalam peringatan Isra' Mi'raj di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa 21 Juli 2009.
Menurutnya, saatnya semua elemen bangsa membangun solidaritas antar sesama sehinga dapat menciptakan demokrasi yang matang. "Demokrasi inilah yang saat ini kita tuju," ujarnya.
Karena itu, jika ada persoalan pemilihan presiden, sebaiknya ditempuh lewat jalur hukum. Dengan demikian, pelaksanaan pemilu dapat membawa demokrasi yang santun dan bermanfaat.
Presiden Yudhoyono menambahkan, bangsa Indonesia termasuk bangsa yang majemuk. Karena itu, sebagai bangsa yang majemuk harus dapat hidup rukun berdampingan.
• VIVAnews
Presiden SBY Minta Pelayanan Penerbangan Ditingkatkan
SBY PRESIDENCY. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan dunia penerbangan mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat karena hal ini terkait dengan reputasi Indonesia di mata internasional.
“Indonesia harus harus memenangi kompetisi,” kata Yudhoyono ketika meresmikian kantor baru dan konsep layanan baru maskapai Garuda Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Kamis 23 Juli 2009.
Untuk memenangkan persaingan, Yudhoyono mengatakan pelayanan, keamanan, serta keselamatan penerbangan tidak boleh diabaikan.
Dia mengingatkan bahwa Indonesia pernah terkena larangan terbang ke Eropa karena terkait pelayanan dan jaminan keamanan.
Setelah pelarangan itu dicabut, Yudhoyono mengajak semua pihak bekerja keras agar operasional dan regulasi penerbangan Indonesia makin membaik dan kredibel
“Tanpa harus dibayangi standar penilaian dari pihak lain,” katanya.
• VIVAnews
Pasangan SBY-Boediono Resmi Menang Satu Putaran
SBY PRESIDENCY. Pasangan calon presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono resmi menang dalam satu putaran berdasarkan hasil Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Pemilihan Presiden 2009. Pasangan yang didukung 24 partai itu menyapu 60,8 persen dari 121.504.481 suara sah atau 73.874.562.
Dalam rapat yang berakhir Kamis 23 Juli 2009 malam itu, pasangan nomor urut 1 Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto mengumpulkan 32.548.105 (26,79%) dan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto sebesar 15.081.814 (12.41%). Sementara angka pemilih yang tidak menunaikan hak pilihnya adalah 49.212.158 atau 27,77 persen dari Daftar Pemilih Tetap.
Apakah dengan hasil ini, SBY-Boediono resmi menang dalam satu putaran? Berdasarkan Undang-undang Pemilihan Presiden, selain suara harus di atas 50 persen, perlu dilihat apakah SBY-Boediono unggul lebih dari 20 persen di 17 provinsi.
Berdasarkan rekapitulasi KPU yang tidak dihadiri saksi dari Mega-Prabowo dan JK-Wiranto itu, ditemukan SBY-Boediono unggul di 29 provinsi. Mega-Prabowo hanya menang di Bali, sementara JK-Wiranto menang di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. Dan kemenangan SBY di 29 provinsi itu lebih dari 20 persen.
Namun hasil resmi ini masih terbuka kemungkinan dibatalkan Mahkamah Konstitusi jika ditemukan ada kecurangan sistematis dan masif. Pihak yang keberatan bisa mengajukan gugatan hasil ke Mahkamah Konstitusi maksimal tiga hari setelah hasil resmi diumumkan. Kemudian Mahkamah dalam waktu dua minggu harus telah memutuskannya.
• VIVAnews
Pasangan SBY-Boediono Resmi Menang
SBY PRESIDENCY. Pasangan calon presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono resmi menang dalam satu putaran berdasarkan hasil Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Pemilihan Presiden 2009. Pasangan yang didukung 24 partai itu menyapu 60,8 persen dari 121.504.481 suara sah atau 73.874.562.
Dalam rapat penetapan Sabtu 25 Juli 2009, pasangan nomor urut 1 Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto mengumpulkan 32.548.105 (26,79%) dan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto sebesar 15.081.814 (12.41%). Sementara angka pemilih yang tidak menunaikan hak pilihnya adalah 49.212.158 atau 27,77 persen dari Daftar Pemilih Tetap.
"Dengan ini hasil rekapitulasi suara Pemilihan Presiden 2009 ditetapkan," kata Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary.
Berdasarkan rekapitulasi KPU yang tidak dihadiri saksi dari Mega-Prabowo dan JK-Wiranto itu, ditemukan SBY-Boediono unggul di 29 provinsi. Mega-Prabowo hanya menang di Bali, sementara JK-Wiranto menang di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. Dan kemenangan SBY di 29 provinsi itu lebih dari 20 persen.
Namun hasil resmi ini masih terbuka kemungkinan dibatalkan Mahkamah Konstitusi jika ditemukan ada kecurangan sistematis dan masif. Pihak yang keberatan bisa mengajukan gugatan hasil ke Mahkamah Konstitusi maksimal tiga hari setelah hasil resmi diumumkan. Kemudian Mahkamah dalam waktu dua minggu harus telah memutuskannya.
• VIVAnews
Berdasarkan hasil KPU, SBY-Boediono menjadi jawara di 28 provinsi.
SBY PRESIDENCY. Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono sebagai pemenang pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2009 - 2014. Berikut ini perincian hasil pemungutan suara berdasarkan provinsi: 1. Nanggroe Aceh Darussalam: Mega (2,40%), SBY (93,25%), JK (4,35%) 2. Sumatera Utara: Mega (23,52%), SBY (71,36%), JK (5,12%) 3. Sumatera Barat: Mega (5,89%), SBY (79,93%), JK (14,18%) 4. Riau: Mega (23,69%), SBY (64,07%), JK (12,24%) 5. Jambi: Mega (29,17%), SBY (59,41%), JK (11,42%) 6. Sumatera Selatan: Mega (39,57%), SBY (54,07%), JK (6,36%) 8. Lampung: Mega (24,13%), SBY (70,23%), JK (5,65%) 9. Bangka Belitung: Mega (38,56%), SBY (48,74%), JK (12,70%) 10. Kepulauan Riau: Mega (26,50%), SBY (64,07%), JK (9,14%) 11. DKI Jakarta: Mega (20,42%), SBY (70,36%), JK (9,22%) 12. Jawa Barat: Mega (26,21%), SBY (65,08%), JK (8,71%) 13. Jawa Tengah: Mega (38,28%), SBY (53,06%), JK (8,66%) 14. DI Yogyakarta: Mega (28,10%), SBY (61,71%), JK (10,19%) 15. Jawa Timur: Mega (30,42%), SBY (60,32%), JK (9,26%) 16. Banten: Mega (26,98%), SBY (65,06%), JK (7,97%) 17. Bali: Mega (51,92%), SBY (43,03%), JK (5,05%) 18. Nusa Tenggara Barat: Mega (8,31%), SBY (74,63%), JK (17,06%) 19. Nusa Tenggara Timur: Mega (41,30%), SBY (52,73%), JK (5,97%) 20. Kalimantan Barat: Mega (37,12%), SBY (54,03%), JK (8,86%) 21. Kalimantan Tengah: Mega (42,30%), SBY (48,32%), JK (9,37%) 22. Kalimantan Selatan: Mega (21,80%), SBY (64,02%), JK (14,18%) 23. Kalimantan Timur: Mega (27,61%), SBY (51,89%), JK (20,49%) 24. Sulawesi Utara: Mega (31,15%), SBY (54,82%), JK (14,04%) 25. Sulawesi Tengah: Mega (8.35%), SBY (50,53%), JK (41,12%) 26. Sulawesi Selatan: Mega (3,98%), SBY (31,62%), JK (64,41%) 27. Sulawesi Tenggara: Mega (8,00%), SBY (45,61%), JK (46,38%) 28. Gorontalo: Mega (6,46%), SBY (44,22%), JK (49,32%) 29. Sulawesi Barat: Mega (4,63%), SBY (50,75%), JK (44,62%) 30. Maluku: Mega (24,49%), SBY (53,70%), JK (21,81%) 31. Maluku Utara: Mega (20,34%), SBY (38,94 %), JK (40,72%) 32. Papua: Mega (5,62%), SBY (74,05%), JK (20,33%) 33. Papua Barat: Mega (10,49%), SBY (73,95%), JK (15,56%) 34. Luar Negeri: Mega (13,96%), SBY (69,08%), JK (16,96%) Total Suara Sah: 121.504.481 suara sah (100 persen) Keterangan: cetak tebal, SBY kalah dibandingkan provinsi lain.
Penetapan KPU tersebut didasarkan pada hasil pemungutan suara di 33 provinsi dan luar negeri yang dibacakan oleh anggota KPU Andi Nurpati di rapat pleno di kantor KPU, Jakarta, Sabtu, 25 Juli 2009. Pembacaan dilakukan dihadapan dua pasang capres, yakni SBY-Boediono dan JK Wiranto, sedangkan pasangan Mega-Pro tidak hadir.
Berdasarkan hasil pemungutan suara tersebut, SBY-Boediono menjadi jawara di 28 provinsi. SBY kalah di empat provinsi, yakni Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.
Bali yang menjadi basisnya PDI-Perjuangan dimenangkan oleh Mega-Pro. Sedangkan, empat provinsi lainnya, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Maluku Utara dimenangkan oleh JK-Win.
Data hasil pemungutan suara warga negara Indonesia yang dinyatakan sah sebanyak 121.504.481. Hasil suara secara nasional, pasangan Mega-Pro menghimpun 32.548.105 suara (26,79%), SBY-Boediono 73.874.562 suara (60,80%), dan JK-Wiranto 15.081.814 suara (12,41%)
7. Bengkulu: Mega (23,24%), SBY (64,14%), JK (12,62%)
Mega-Prabowo: 32.548.105 suara (26,79%)
SBY-Boediono: 73.874.562 suara (60,80%)
JK-Wiranto: 15.081.814 (12,41%)
VIVAnews
Yudhoyono meminta pihak yang tidak puas melakukan protes sesuai ketentuan yang berlaku.
SBY PRESIDENCY. Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum melakukan protes sesuai ketentuan yang berlaku. Kubu SBY-Boediono sendiri mengklaim memiliki temuan atau kecurangan dalam pemilu.
"Tim SBY-Boediono juga telah menghimpun sejumlan temuan di lapangan di seluruh Indonesia, atau katakanlah hal-hal yang tidak benar, terhadap temuan ini sebagian telah kami salurkan kepada pihak yang berwajib," kata SBY dalam jumpa pers di kediaman pribadinya di Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Sabtu 25 Juli 2009.
KUbu SBY-Boediono berharap pihak yang berwajib mendapat penyelesaian secara adil. Sebagian temuan lainnya disalurkan ke pihak lain untuk mengoreksi dan memperbaiki proses pemilu di waktu-waktu yang akan datang.
Pemilu 2009, menurut pandangan SBY dibandingkan dengan sebelumnya, dan dibandingkan di banyak negara dunia ini pada hakikatnya berjalan damai dan demokratis.
"Tentu tentu sistem dan UU yang kita miliki memilkiki ruang bagi pihak-pihak yang ingin menyampaikan protes dan aduan. Protes itu harapan kita rakyat Indonesia dapat disalurkan secara damai, menghormati hak-hak demokrasi dan rule of law," kata dia.
Dalam jumpa pers itu, mewakili kubu SBY-Boediono, dia juga menyampaikan rasa syukur atas hasil penghitungan suara pilpres 2009 yang telah dirampungkan KPU.
"Pertama-tama, kami bersyukur bahwa salah satu tahapan penting dalam rangkaian pemilu 2009 telah selesai dilakukan, yaitu penghitungan suara pilpres. Kita juga bersyukur karena hingga saat ini keseluruhan rangkaian pemilu 2009 bisa berjalan aman tertib dan lancar," kata SBY.
Dia juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada KPU, KPUD, Bawslu, Panwaslu, Polisi, Pemda, pemantau pemilu dan pers yang telah memberikan kontribusi besar pada pelaksanaan pilpres. "Terima kasih di atas segalanya kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah menunjukkan kematangan politik yang luar biasa," kata dia.
• VIVAnews
SBY mensyukuri hasil perhitungan KPU dan selanjutnya rekonsiliasi.
SBY PRESIDENCY. Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono siap memenuhi undangan Komisi Pemilihan Umum (KPU), besok Sabtu, Jumat 24 Juli 2009, untuk menghadiri pengumuman hasil rekapitulasi suara pilpres.
"Kemungkinan besok sudah sehat. Kalau besok KPU tetapkan hasil rekapitulasi dan mengundang beliau sebagai capres, Insya Allah akan hadir," kata Anggota Pemenangan Nasional SBY-Boediono, Andi Mallarangeng, Jumat 24 Juli 2009.
Namun demikian, menurut Andi, hingga kini, pihaknya belum menerima surat undangan dari KPU perihal undangan menghadiri pengumuman hasil perhitungan suara. .
Andi juga mengaku bersyukur terhadap hasil rekap di 33 provinsi dan luar negeri sudah kelar, hasilnya juga tidak jauh beda dengan quick count.
"SBY mensyukuri hasil itu dan selanjutnya melakukan langkah-langkah rekonsiliasi semua anak bangsa," tuturnya.
Andi menambahkan, meski sebelum pilpres terjadi ketegangan, namn usai pemilu ini, pasangan SBY-Boediono siap melancarkan silahturahmi membangun hubungan dengan dangan capres-cawapres lain dan tim kampanye nasional.
"Meski komptesi sangat keras, tetapi silahturahmi tidak boleh putus," kata Andi.
Presiden SBY Tak Akan Bentuk Kabinet Politik
SBY PRESIDENCY. Format penyusunan kabinet mulai terungkap. Gonjang-ganjing soal prospek portofolio kabinet antara salah satu partai mitra koalisi Susilo Bambang Yudhoyono dengan partai nonkoalisi yang berniat kembali ke pemerintahan, kemungkinan tidak sampai mempengaruhi keputusan yang kelak dipilih SBY sebagai presiden terpilih.
SBY rupanya telah bertekad membentuk kabinet yang berorientasi kepada kompetensi kerja, bukan kepentingan politik semata. Hal itu diungkapkan Ketua DPP Demokrat, Anas Urbaningrum, ketika menjadi pembicara dalam dialektika demokrasi “Menghitung Jatah Koalisi” di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
“Kabinet mendatang akan tampil sebagai kabinet kerja, bukan kabinet politik,” ujar Anas.
Dia menjelaskan ketika deklarasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden SBY-Boediono di Sabuga, Bandung, sebenarnya dalam pidato, SBY telah mengemukakan pandangannya bahwa kabinet adalah forum untuk bekerja, bukan berpolitik.
Pandangan itu pulalah yang menjadi dasar pemikiran SBY untuk memilih Boediono sebagai wakilnya. Boediono yang merupakan mantan Gubernur Bank Indonesia dan mantan Menko Perekonomian, memang berasal dari kalangan ekonom profesional yang sama sekali tidak memiliki latar belakang politik.
Anas memastikan cara berpikir SBY waktu menunjuk Boediono itu akan dilanjutkan dalam pembentukan formasi kabinet. SBY ingin mengedepankan keahlian, kecakapan, dan loyalitas personal. Keinginan semacam itu akan terwujud dalam bentuk kabinet kerja.
Hal itu, lanjut Anas, juga menunjukkan bahwa SBY memegang teguh sistem presidensial secara efektif, di mana presidenlah yang berwenang penuh atas kabinetnya.
VIVAnews
Tak Ada Unsur Kampanye Dalam Telekonferensi SBY
SBY PRESIDENCY. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) membahas hasil klarifikasi atas dugaan kampanye terselubung calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam telekonferensi cek persiapan pemilihan presiden.
Kemarin, Bawaslu telah menerima klarifikasi dari Tim Kampanye SBY-Boediono dan Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto. Selain itu, Bawaslu juga meminta klarifikasi panitia pengawas pemilu provinsi yang ikut serta telekonferensi itu.
"Keterangan dari semua panwas kami yang diundang, tidak ada kampanye terselubung disitu. Kami akan bahas bukti-bukti itu untuk mengambil kesimpulan dalam pleno hari ini," kata anggota Bawaslu, Wirdyaningsih di Kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis, 16 Juli 2009.
Menurut dia, panitia pengawas yang diundang itu antara lain dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua. "(Diundang) Dalam fungsi pengawasan dan pelaksanaan pilpres," ujar dia.
Keterangan Menteri Dalam Negeri juga menepis adanya kampanye terselubung. "Hasil klarifikasi, beliau (Mendagri) menjelaskan bahwa presiden adalah kepala pemerintahan sehingga bertanggungjawab kelancaran pemilu ini," ujar Wirdyaningsih.
Dalam klarifikasi itu, Menteri menjelaskan bahwa acara itu sebenarnya tapat kerja. "Sebenarnya itu rapat kerja namun karena waktunya mendesak sehingga lewat teleconference," ujar Wirdyaningsih.
VIVAnews
Partai Demokrat Ajak Semua Partai Terima Pilpres
SBY PRESIDENCY. Hasil exit poll Lembaga Survei Indonesia yang menyebutkan mayoritas pemilih Indonesia menilai pelaksanaan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2009 berlangsung jujur dan adil dinilai telah mementahkan pandangan kaum elit yang selama ini menyatakan sebaliknya.
“Exit poll 80 persen pemilih menyatakan Pilpres jurdil menunjukkan memang acapkali ada jarak antara pandangan rakyat dan kaum elit. Termasuk dalam konteks Pilpres,” kata Ketua DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Kamis 16 Juli 2009.
Exit poll LSI itu dilaksanakan pada 9 April 2009 dan 8 Juli 2009 serta postelection survey 20-27 April 2009. Selain menganggap Pemilihan Umum dilaksanakan secara jujur dan adil. Mereka juga menyatakan puas terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Anas mengatakan pandangan rakyat lebih dapat dipedomani karena mereka tidak terkait dengan kepentingan politik. Pandangan itu, kata Anas, berangkat dari realitasi yang dekat dengan masyarakat.
Pilpres yang berjalan lancar, aman tertib dan damai, bagi Anas merupakan indikator kuat tentang Pemilu yang luber dan jurdil
Selanjutnya Anas menyarankan kepada partai politik yang masih terus menyoal hasil Pilpres agar bertindak proporsional.
Anas mengapresiasi upaya partai-partai itu untuk menemukan kecurangan dan pelanggaran. Tapi, Anas berharap semua itu diproses lewat lembaga dan mekanisme yang diatur oleh UU.
“Jangan berlebih-lebihan karena tidak puas. Jangan sampai merusak kegembiraan dan kebahagiaan politik rakyat,” katanya. “Jika pro rakyat, mari dengarkan suara pandangan rakyat.”
Ajakan Anas ini agaknya ditujukan kepada tim sukses duet Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto dan tim sukses Jusuf Kalla-Wiranto untuk sama-sama menerima hasil Pilpres.
Seperti diketahui, kedua tim sukses pasangan itu getol memperkarakan hasil Pilpres. Mereka menilai ada pelanggaran dan kecurangan selama pelaksanaan Pilpres.
• VIVAnews
Kenapa Saya Dituduh Curang
SBY PRESIDENCY. Apa yang membuat dirinya dituduh curang dalam pemilihan umum 2009.
Menang di pemilihan presiden tidak membuat calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) senang. SBY mengaku sakit hati terhadap tuduhan-tuduhan yang beberapa bulan terakhir dilancarkan pihak lain terhadapnya.
"Pada beberapa bulan terakhir ini saya memang dituduh kemenangan ini dikira SBY ini pasti curang, kadang sakit dengan tuduhan-tuduhan seperti itu," kata Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat SBY pada rapat kordinasi Partai Demokrat di Kemayoran, Jakarta, Rabu 22 Juli 2009.
Padahal, lanjut SBY,Kalau dilihat jumlah kader Demokrat yang menduduki posisi pejabat di daerah sangat sedikit. Jadi bagaiaman caranya berbuat curang. "Kalau mempengaruhi lewat pemerintahan itu bagaiaman caranya," tuturnya.
Sedangkan adanya tudingan mengintervensi KPU itu yang seperti apa, soalnya KPU sudah ada aturan UU-nya dan harus independent, kalau ada yang mengatakan pemilu itu tidak transparan, SBY mempertanyakan yang mana yang tidak transparan.
"Khan setiap pemungutan suara saksinya ada, pemantaunya ada, dan menghitungnya juga transparan. Mari gunakan akal dan logikan dalam menilai, jangan ada dusta diantara kita," tuturnya.
Karena itulah SBY mempertanyakan kecurangan yang seperti apa. Bahkan dirinya pernah kalah dalam pemilihan wakil presiden, tetapi tidak menjadikan itu sebagai persoalan.
"Sesungguhnya kekalahan itu adalah kemenangan yang tertunda, kemudian dri kekalahan itu kita evaluasi, mengenai kecurangan niat sedikitpun itdak ada, kecurangan yang bagaimana," tanya SBY dihadapan anggota Demokrat.
vivanews.com
SBY Tak Laporkan Kecurangan ke MK
SBY PRESIDENCY. Kubu SBY-Boediono yakin temuan-temuan yang diperoleh tak akan mengubah hasil pilpres.
Kubu pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono memastikan tidak akan melaporkan temuannya selama pelaksanaan pilpres 2009 ke Mahkamah Konstitusi. Alasannya, temuan-temuan yang didapat di lapangan sudah pasti tidak akan mengubah hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum.
Berdasarkan hasil pemungutan suara tersebut, SBY-Boediono menjadi jawara di 29 provinsi. SBY kalah di empat provinsi, yakni Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.
Bali yang menjadi basisnya PDI-Perjuangan dimenangkan oleh Mega-Pro. Sedangkan, tiga provinsi lainnya, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo dimenangkan oleh JK-Win.
Data hasil pemungutan suara warga negara Indonesia yang dinyatakan sah sebanyak 121.504.481. Hasil suara secara nasional, pasangan Mega-Pro menghimpun 32.548.105 suara (26,79 persen), SBY-Boediono 73.874.562 suara (60,80 persen), dan JK-Wiranto 15.081.814 suara (12,41 persen)
"Kami juga menemukan dugaan selisih suara di tempat-tempat tertentu, tapi setelah kami analisi dan pertimbangkan masak-masak, suara yang berbeda hanya ratusan suara, karena itu tidak tepat kalau kami salurkan ke MK. Karena hampir pasti tidak akan berubah apa yang telah disampaikan KPU soal penghitungan suara," alasan SBY dalam jumpa pers di kediaman pribadinya, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Sabtu 25 Juli 2009.
SBY menuturkan, kecurangan yang ditemukan timnya sebagian dillaporkan kepada pihak berwajib. Sebagian temuan lainnya disalurkan ke pihak lain untuk mengoreksi dan memperbaiki proses pemilu di waktu-waktu yang akan datang.
