SBY PRESIDENCY
Kontroversi pembelian mobil dinas jenis Toyata Crown Royal Saloon untuk para pejabat tinggi negara terus bergulir. Bahkan, sejumlah kalangan menilai pembelian mobil itu bentuk ketidaksensitifan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap kondisi rakyat.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menampik anggapan kalau presiden ikut campur dalam pembelian mobil pabrikan Jepang itu. "Presiden tidak tahu-menahu," kata Julian di Kantor Presiden Jakarta, Selasa 5 Januari 2010.
Menurut dia, pembelian mobil itu dilakukan pada era sekretariat negara sebelumnya. "Itukan sudah digodok dengan DPR juga, karena itu terlalu jauh presiden ikut campur," jelas mantan Wakil Dekan FISIP UI ini.
Pembelian mobil untuk para menteri dan pimpinan DPR itu saat ini terus menjadi perbincangan publik. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Laode Ida, yang menerima mobil dinas itu rela mengembalikan ke negara.
Alasannya, negara juga harus membayar pajak mobil yang berkisar 40 persen dari total harga mobil, yakni sekitar Rp 60 miliar. Dia juga menganggap pembelian mobil itu sebaiknya dialihkan untuk anggaran pendidikan.
Pembelian mobil itu juga diduga melanggar undang-undang dalam pemberian fasilitas kepada pejabat negara. Karena itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan meneliti apakah fasilitas mobil mewah menteri yang diberikan kepada pejabat negara melanggar aturan atau tidak.(VIVAnews)http://sbypresidency.blogspot.com/
Custom Search
Istana: SBY Tak Tahu Pengadaan Mobil Menteri
Labels:
ECONOMY,
SBY NEWS,
SBY POLITIC,
SBY PRESIDENCY
Subscribe to:
Post Comments
Custom Search
0 comments:
Post a Comment