Pertemuan Istana Bogor Seperti Jamuan Teh

SBY PRESIDENCY

Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring menggambarkan pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan menteri-menteri kabinet dan para ketua lembaga tinggi negara di Istana Bogor, Kamis, 21 Januari 2010, seperti perjamuan teh informal. Tifatul mengatakan dalam pertemuan itu, Yudhoyono hanya berbicara santai mengenai persoalan kebangsaan.

Tifatul mengatakan, segala perbincangan otomatis mengalir lebih lancar karena diiringi acara minum teh dan makan-makan santai. "Tidak bicara formal. Hanya konsultasi sambil minum teh, sehingga enak mengobrolnya," tutur Tifatul usai acara diskusi Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat.

Tifatul menjelaskan pertemuan informal tersebut digelar karena persoalan bangsa bukan semata berada di tangan pemerintah, tapi juga melibatkan peran seluruh lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif. "Jadi, jangan berpikir negatif, semua bicara untuk kebaikan bangsa," ujar Tifatul.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Fraksi Demokrat, Anas Urbaningrum. Dalam kesempatan terpisah, Anas menyatakan bahwa pertemuan Bogor hanyalah sarana silaturahmi antarpimpinan instansi negara.

Anas membantah Yudhoyono berusaha mengendalikan lembaga negara. "Tidak untuk memandulkan fungsi kontrol dan check and balances dalam sistem demokrasi kita," kata Anas.

Ia menegaskan presiden tidak mungkin mengintervensi Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Badan Pemeriksa Keuangan, maupun Komisi Yudisial. Alasannya, seluruh lembaga tersebut berdiri sendiri dan bekerja berdasarkan Konstitusi dan ketentuan Undang-undang.

Jadi tidak ada alasan apapun untuk khawatir terhadap pertemuan Bogor. "Yudhoyono ingin semua pihak taat azas, termasuk dalam hal pemakzulan," kata Anas.

Anas yakin pemakzulan tidak akan menjadi isu yang diobal oleh berbagai pihak, karena menurutnya mayoritas anak bangsa masih berpikiran jernih dan waras.(VIVAnews)

BERITA LAINNYA: