Custom Search

Presiden SBY: Pamor ASEAN Bersinar di Mata Dunia

SBY PRESIDENCY

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-18 ASEAN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (7/5/2011), mengatakan, saat ini semakin banyak negara yang berkeinginan meningkatkan kerja sama dengan ASEAN. Hal itu tidak lepas dari keberhasilan negara-negara di ASEAN berkiprah di panggung internasional.

"Hal ini menegaskan semakin meningkatnya pamor ASEAN sebagai salah satu organisasi regional yang berhasil di dunia. Kita telah mendapatkan pengalaman dan pelajaran sangat banyak dan berharga selama lebih dari empat puluh tahun bekerja bersama. Oleh karena itu, banyak hal yang sesungguhnya dapat kita tawarkan kepada kawasan dan bangsa lain di luar kawasan kita," kata Presiden di hadapan peserta KTT Ke-18 ASEAN.

Turut hadir pada pembukaan KTT kali ini, antara lain, Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan, Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Laos Thongsing Thammavong, Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, Perdana Menteri Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Benigno S Aquino III, Senior Minister Singapura S Jayakumar yang mewakili Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung.

Presiden mengatakan, saat ini mata dunia sedang tertuju ke kawasan ASEAN. Kenyataan ini, sambung Presiden, harus menjadi inspirasi bagi negara-negara ASEAN untuk bekerja lebih keras demi mencapai Komunitas ASEAN tahun 2015 dan menjadikan hubungan kemitraan di antara negara-negara ASEAN semakin bermanfaat untuk menyelesaikan masalah-masalah global.

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menekankan signifikansi dari KTT Ke-18 ASEAN. KTT tahun ini, kata Presiden, memiliki arti penting bagi upaya ASEAN menghadapi dan memberikan solusi atas tantangan yang membentang. Pada awal abad ke-21 ini, ASEAN menghadapi tantangan sangat kompleks, beragam, dan bersifat lintas negara. Pergeseran kekuatan geopolitik tengah berlangsung dengan dinamis. Berbagai ancaman keamanan tradisional masih terus menghantui, yang disertai ancaman keamanan nontradisional yang juga semakin meningkat. Gejolak perekonomian global kerap terjadi, dengan dampak yang dirasakan oleh semua bangsa di dunia.

"Tentu menjadi tidak mudah bagi kita untuk membedakan antara masalah-masalah nasional, kawasan, dan global. Demikian juga antara isu-isu bilateral dan multilateral. Oleh karena itu, kita tidak dapat menghadapi berbagai persoalan itu hanya pada tingkat nasional semata, tetapi diperlukan penyelesaian yang lebih komprehensif dan kerja sama yang lebih baik di antara negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara. Diperlukan pula kerja sama lebih erat di antara bangsa-bangsa, baik intra maupun antarkawasan, serta dalam forum-forum global," kata Presiden.

Presiden mengatakan, sejarah mencatat, sebagai salah satu pelopor integrasi kawasan di dunia, ASEAN dibentuk berdasarkan keinginan untuk menciptakan perdamaian, membangun konsensus, dan memajukan stabilitas melalui integrasi dan kerja sama kawasan. Harus disadari, sambung Presiden, untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Timur itu, ASEAN harus terlebih dahulu mampu menjamin perdamaian di kawasannya sendiri.

"ASEAN berkewajiban merespons dinamika konflik, yang dapat memengaruhi citra ASEAN dan perdamaian berkelanjutan di kawasan ini. Jika terjadi konflik, ASEAN juga harus mampu memfasilitasi forum diplomatik dan dialog terbuka dengan tujuan menciptakan perdamaian bersama. Semua upaya itu sudah kita gariskan dalam Cetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN. Kewajiban kita tinggal melaksanakan komitmen dan kesepakatan bersama tersebut," kata Presiden Yudhoyono.

Source: KOMPAS

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


ENGLISH VERSION:

BERITA LAINNYA:

http://sbypresidency.blogspot.com/


0 comments:

Post a Comment

 

Custom Search

SBY PRESIDENCY