Custom Search

Linda Agum Gumelar Kandidat Menteri Perempuan

SBY PRESIDENCY

http://d.yimg.com/hb/xp/viva/20091019/15/2414053876-linda-agum-gumelar-kandidat-menteri-perempuan.jpg?x=360&y=270&sig=MS.z90dee_oGC1Po9kNdlw--

Linda Agum Gumelar jadi tamu pertama yang datang ke Puri Cikeas, Minggu 18 Oktober 2009.

Memakai baju serba hijau, perempuan bernama asli Linda Amalia Sari siap mengikuti tes wawancara calon menteri. Nama Linda disebut-sebut kandidat kuat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menggantikan Meutia Hatta.

Dalam wawancara kemarin, istri dari Agum Gumelar, mengaku berbincang dengan SBY soal pentingnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan terhadap anak. "Bagaimana untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan sebagai mitra sejajar dari kaum pria," kata Linda usai fit and proper test.

Linda mengaku baru mendapat telpon dari Cikeas pada pukul 23.00 WIB Sabtu, 17 Oktober 2009. "Saya kaget, tapi saya ikuti saja. Bapak (Agum) juga tahu kalau saya dipanggil," terangnya sambil meninggalkan Cikeas.

Keluarga Linda berlatar belakang militer. Linda adalah anak keempat dari enam bersaudara pasangan Jenderal (Purn) TNI Achmad Tahir, mantan Gubernur AKABRI dan Rooslila Simanjuntak.

Linda aktif sebagai Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Ketua Dewan Pembina Yayasan Kesehatan Payudara, dan Dewan Pembina Yayasan Onkologi Anak Indonesia.

Sebagai Ketua Kowani sejak 1999, Linda mengetuai sebuah organisasi besar yang menaungi 78 organisasi wanita di seluruh Indonesia, dengan jumlah anggota 30 juta orang lebih.

Linda dituntut kerja keras memperjuangkan nasib perempuan sebagai Ketua Kowani. Menurutnya, masalah perempuan di Indonesia sangatlah kompleks, mulai dari kekerasan, pelecehan, sampai perdagangan perempuan.

Untuk memperjuangkan kaumnya itu, Linda dan organisasinya terus menggalakkan berbagai kegiatan dan pelatihan agar perempuan mempunyai kemandirian secara ekonomi. Sebab menurutnya, terjadinya trafficking karena masalah ekonomi dan minimnya pendidikan. Indonesia merupakan negara Asia yang paling sering terjadi kasus trafficking.



Bersama Kowani, Linda juga memperjuangkan pengesahan Undang-Undang Pornografi. Alasannya, pornografi dan pornoaksi ini berdampak negatif dalam kehidupan masyarakat, termasuk penyebab naiknya kasus perkosaan dan pencabulan.

Linda juga sibuk mengelola sebuah kegiatan besar yang diselenggarakan rutin setiap tahun seperti International Beautiful, Smart and Healthy Women Expo yang akan memasuki tahun kedua.

Sementara, keterlibatan dalam yayasan kanker dilandasi pengalaman pribadinya yang menyedihkan. Nyawa Linda nyaris direnggut kanker.

Kanker ditemukan di tubuhnya di awal tahun 1996, ketika hendak menunaikan ibadah haji.

Benjolan di payudaranya yang tak sakit dan dikira biasa ternyata adalah kanker ganas. Parahnya, kanker itu berada di dua payudaranya.

Dengan melihat kondisi Linda secara menyeluruh, dokter mengatakan harapan hidupnya tinggal 40 persen. Linda pun syok dan sedih. "Kayaknya dunia mau runtuh. Wanita mana yang tidak hancur hatinya manakala divonis umur tinggal sejengkal," kata Linda seperti dimuat di laman Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia.

Namun, Linda tak menyerah begitu saja. Dengan restu sang suami, Agum Gumelar, Linda pergi ke Roterdam, Belanda. Di sana ada sebuah rumah sakit khusus kanker payudara.

Linda terbang ke Belanda pada Bulan Februari 1996. Di negeri 'kincir angin' ini Linda mendapatkan keajaiban-keajaiban yang membuat semangat hidupnya bertambah kuat.

Tiga bulan setelah kedatangannya di negeri Belanda, Linda menjalani operasi kanker payudara. Operasi ini juga mengangkat kelenjar getah bening di ketiak kanan dan kirinya, untuk menghentikan penyebaran sel kanker di tubuhnya.

Sebagai mantan pasien kanker, Linda makin perhatian dengan kesehatannya. Gaya hidup sehat mulai dijalaniya. Makan dengan teratur, banyak mengonsumsi buah dan sayuran dilengkapi dengan sedikit porsi protein hewani serta rutin minum susu, menjadi senjata utamanya untuk tampil fit setiap hari.

Yang tak kalah penting, Linda makin piawai mengontrol pikirannya, menjauhi stres dengan cara selalu berpikir positif. "Dulu saya selalu ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai delapan. Pokoknya harus perfect. Sekarang saya tidak ngotot lagi. Dapat nilai enam saya sudah senang. Alhamdulillah dengan cara begitu saya bisa lebih rileks," kata Linda.(VIVAnews)

1 comments:

19 October 2009 at 10:00 Anonymous said...

yah mudah-mudahan ibu linda dan sby bener2 punya komitmen membuat perempuan mitra sejajar kaum pria. tapi saya kecewa pak sby memilih menteri poligamis di kabinet yang baru ini. menurut saya nggak konsisten.

Post a Comment

 

Custom Search

SBY PRESIDENCY