Custom Search

Pidato SBY: Terlalu Sedih, Jadi Salah

http://www.kompas.com/data/photo/2009/07/17/1747242p.jpg

SBY PRESIDENCY. Pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menuai kritik tergolong fenomena psikologi komunikasi politik post-election. SBY terlalu sedih karena di akhir masa jabatannya sebagai incumbent dan di tengah-tengah keriuhan indikasi kemenangannya kembali untuk lima tahun ke depan justru diwarnai peristiwa bom yang mencoreng wajahnya sebagai pemimpin.

"Pendekatan dalam fenomena ini, kalau orang terlalu gembira bisa lakukan kesalahan fatal. Begitu juga terlalu sedih. SBY melakukan kesalahan karena dia terlalu sedih, kenapa terjadi ledakan padahal pemilu berlangsung damai dan aman," tutur pengamat komunikasi politik, Effendy Gazali, dalam diskusi bertajuk "Strategi Komunikasi Lembaga Kepresidenan Menghadapi Terorisme" di Jakarta, Rabu (22/7).

Menurut Effendy, kesedihan itu juga terekam dalam beberapa bahasa tubuhnya ketika menyampaikan pidato seperti berhenti berbicara cukup lama. Sejumlah pihak bahkan mengakui jika gerak-gerik itu berbeda dengan kebiasaan SBY. Kesalahan akibat terlalu sedih itu, menurut Effendy, seharusnya dapat dikendalikan jika SBY betul-betul didampingi oleh tim sukses post-election-nya untuk memberikan masukan soal pernyataan yang penting. Dalam konteks kemenangan sementara berdasarkan hasil quick count, Effendy mengaku tidak melihat pendampingan tim sukses terhadap SBY.

0 comments:

Post a Comment

 

Custom Search

SBY PRESIDENCY